Manusia dan Keindahan



MANUSIA DAN KEINDAHAN
BAB IV
*      Makna Keindahan
Keindahan adalah identik dengan kebenaran. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah, yang tidak mengandung kebenaran berarti tak indah. Karena itu tiruan lukisan Monalisa tidak indah karena dasarnya tidak benar. Keindahan juga bersifat universal artinya tidak terikat oleh selera perorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau local.
Pada jaman Yunani Kuno, abad ke-18. Pada saat itu pengertian keindahan telah dipelajari oleh para filsuf. Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis Besar Estetik”  Filsafat keindahan dalam bahasa inggris keindahan itu diterjemahkan dengan “Beautiful”, Perancis “beau”, Italia dan Spanyol “bello”, kata-kata itu berasal dari bahasa latinc”bellum”. Akar katanya dari “bonum” yang berarti kebaikan kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi “bonellum” dan yang terakhir dipendekan sehingga ditulis “bellum”.
Menurut cakupannya orang harus membedakan antara kein dahan sebagai suatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Untuk membedakan ini dalam bahasa inggris sering digunakan istilah “beauty” (keindahan) dan “the beautiful” (benda atau hal yang indah). Dalam pembahasan filsafat kedua pengertian itu kadang-kadang dicampur adukkan saja. Selain itu menurut luasnya dibedakan pengertian:
1.       Keindahan dalam arti luas
The Liang Gie menjelaskan, bahwa keindahan dalam arti luasmengandung pengertian ide kebaikan. Misalnya Plato menyebut watak yang indah dan hukum yang indah, sedangkan Aristoteles merumuskan keindahan  sebagai sesuatu yang baik dan juga menenangkan.
Jadi pengertian yang seluas-luasnya meliputi:
  1. Keindahan seni
  2. Keindahan alam
  3. Keindahan moral
  4. Keindahan intelektual
  1. Keindahan dalam arti estetik murni
Menyangkut pengalaman estetik dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
  1. Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan.
Keindahan dalam arti yang terbatas mempunyai arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserapdengan penglihatan, yakni perubahan keindahan bentuk dan warna.
Dapat disimpulkan bahwa keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan kebaikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan kata-kata. Ada pula yang berpendapat, bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan diantara benda itu dengan si pengamat.
*      Nilai Estetik
Dalam langka teori umum tentang nilai The Liang Gie menjelaskan bahwa, pengertian keindahan dianggap sebagai selah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, ekonomi, pendidikan dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik. Hal itu berarti, bahwa nilai adalah semata-mata realita psikologi yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada bendanya itu sendiri. Nilai itu dianggap terdapat pada suatu benda sampai terbukti letak kebenarannya.
Tentang nilai itu ada yang membedakan antara nilai subjektif dan objektif, atau ada yang membedakan nilai perseorangan dan nilai kemasyarakatan. Tetapi penggolongan yang penting ialah nilai ekstrnsik dan nilai instrinsik.
Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya, yakni nilai yang bersifat sebagai alat untuk membantu. Nilai intrinsic adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.
*      Apa sebab manusia mencipta keindahan?
Keindahan itu pada dasarnya adalah alamiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Ini berarti bahwa keindahan itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu artinya wajar, tidak berlebihan tidak pula kurang. Kalau pelukis wanita lebih cantik dari keadaan yang sebenarnya. Justru tidak indah. Kerena akan ada ucapan “lebih cantik dari warna aslinya”. Bila ada pemakaian drama  yang berlebih-lebihan, misalnya marah dengan meluap-luap padahal kesalahan kecil atau karena kehilangan sesuatu yang tak berharga kemudian menangis, berarti itu tidak alamiah!
Ciri-ciri keindahan menyangkut kualita hakiki dari segala benda yang mengandung kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symmetri), keseimbangan (balance), dan pertentangan (contrast). Dari ciri-ciri tersebut dapat diambil kesimpulan, bahwa keindahan tersusun dari keselarasan dan pertentangan dari garis, warna, bentuk, nada dan kata-kata.
*      Makna Renungan
Setiap orang pasti pernah merenung. Sudah tentu kadang renungannya satu sama lain berbeda, meskipun objek yang direnungkan sama, lebih pula apabila objek renungannya berbeda. Jadi apa yang direnungkan itu bergantung kepada objek dan subjek.
Setiap kegiatan untuk merenungkan atau mengevaluasi segenap pengetahuan yang telah dimiliki dapat disebut berfilsafat. Akan tetapi tidak semua orang mampu berfikir kefilsafatan. Permikiran kefilsafatan mendasarkan diri kepada penalaran. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan analistik. Berfikir merupakan kegiatan untuk menyusun pengetahuan yang benar. Berfikir logic menunjuk pola berfikir secara luas. Kegiatan berfikir dapat disebut logic ditinjau dari suatu logika tertentu. Maka ada kemungkinan suatu pemikiran yang logic akan menjadi tidak logic bila ditinjau dari sudut logika yang lain.
Pemikiran kefilsafatan mempunyai 3 macam ciri, yaitu:
  1. Menyeluruh artinya pemikiran yang luas, bukan hanya ditinjau dari sudut pandangan tertentu.
  2. Mendasar artinya pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang fundamental (keluar dari gejala)
  3. Spekulatif artinya hasil pemikiran yang dapat dijadikan dasar untuk pemikiran-pemikiran selanjutnya.
Renungan atau pemikiran yang berhubungan dengan keindahan atau penciptaan keindahan didasarkan atas 3 macam teori ialah teori pengungkapan, teori metafisika, dan teori psikologik. Dalam teori metafisika, Plato mendalilkan adanya dunia ide dibuat manusia hanyalah merupakan imitasi (tiruan) dari realita dunia. Sedangkan dalam teori psikologik dinyatakan bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan, keinginan bahwa sadar dari seorang seniman. Adapun karya seninya itu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang diwujudkan keluar dari keinginan-keinginan itu.
*      Makna Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi ; serasi dari kata dasar rasi, artinya cocok, sesuai, atau kena benar. Kata cocok, sesuai atau kena mengandung unsur pengertian perpaduan, ukuran, dan seimbang. Perpaduan misalnya orang bepakaian antara kulit dan warna yang dipakai cocok. Sebaliknya orang hitam memakai warna hijau, tentu makin hitam. Warna hijau pantas dipakai orang yang berkulit kuning. Atau kepasar mempergunakan pakaian pesta, atau sebaliknya berpesta mempergunakan pakaian santai, dan lain-lain. Hal seperti ini tentu tidak serasi atau kurang kena. Dan tentu akan dikatakan oleh setiap orang “sayang” atau kata-kata lain yang menunjukan kekecewaan. Oleh karena orang yang memandang itu merasa kecewa dengan adanya hal yang kurang serasi.
*      Makna Kehalusan
Kehalusan berasal dari kata halus artinya tidak kasar (perbuataan) lembut,  sopan, baik (budi bahasa), beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus, kesopanan, dan atau keadaban. Halus bagi manusia itu sendiri ialah berupa sikap, yakni sikap halus. Sikap halus adalah sikap lembut dalam menghadapi orang. Lembut dalam mengucapkan kata-kata, lembut dalam roman muka, lembut dalam sikap anggota badan lainnya.
Sikap halus atau lembut merupakan gambaran hati yang tulus serta cinta kasih terhadap sesama. Sebab itu orang yang bersikap halus atau lembut biasanya suka memperhatikan kepentingan orang lain, dan suka menolong orang lain. Sikap lembut merupakan perwujudan pola dari sifat-sifat  ramah, sopan, sederhana dalam pergaulan.
Bahasa melahirkan sikap
  • Perkataan
Tentang perkataan, Alex Gunur menjelaskan, bahwa perkataan yang tersusun dalam kalimat-kalimat merupakan ungkapan atau gambaran isi hati, maksudnya keinginan, pendapat atau buah pikiran atau sikap terhadap orang lain. Perkataan itu keluarnya melalui 2 saluran yakni saluran lisan dan saluran tulisan. Kata-kata tersebut mewujudkan tingkah laku. Perwujudan tingkah laku atau sikap kata-kata itu mempunyai 2 macam bentuk yakni;
  1. Pemilihan kata dan penyusunan kalimat.
a.       Kata-kata yang baik, sopan maupun kata-kata yang kotor (kata-kata etis dan nonetis).
b.      Penyusunan kata-kata atau kalimat, ada yang teratur dan ada yang tidak teratur.
  1. Berbentuk irama, nada atau alunan suara.
Pada waktu orang berbicara, kita akan mendengar suara tinggi atau rendah, keras atau lembut, merdu dan sebagainya. Orang yang kesadaran etisnya cukup tinggi, tidak hanya pandai memilih maupun menyusun kata-kata, tetapi juga pandai mengatur dan mengendalikan nada irama suaranya dalam mengungkapkan isi hati, keinginan atau buah pikirannya.
Bagian-bagian rahaniah yang melahirkan sikap.
  • Kemauan
Kemauan merupakan salah satu unsur yang terdapat dalam bagian rohaniah manusia. Unsur kemauan itu penting, karena kemauan lah yang menetukan pilihan, yakni
  1. Berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
  2. Berbuat baik atau berbuat tidak baik
Kalau orang sudah menentukan pilihan untuk berbuat sesuatu, barulah orang itu bergerak, bisa berubah bisa berkembang. Kemampuan untuk bergerak, berubah atau berkembang itulah yang disebut dinamika. Sebab itu setiap tindakan dan perbuatan timbul karena adanya kemauan.
  • Perasaan
Perasaan juga datangnya dari jiwa manusia, yang wujud luarnya tampak pada tingkah lakunya, perbuatan atau tindakan. Karena itu, perasaan pun merupakan salah satu lapangan sikap. Perasaan yang dimaksud disini ialah perasaan yang ada jiwa atau yang lazim ada pada hati manusia. Karena itu menyuruh hati manusia, maka perasaan yang ada pada jiwa atau yang lazim ada pada hati manusia. Karena dia menyuruh hati manusia, maka perasaan mempunyai sifat yang sangat peka dalam mengahadapi masalah-masalah hidup yang timbul dalam hubungan pergaulan antar manusia. Sebab itu perasaan perlu dikendalikan dengan baik.
  • Pikiran
Pikiran ialah bagian rohani manusia yang dapat menciptakan pengetahuan, gagasan, pendapat, ide, daya upaya (akal), teori, pertimbangan, renungan, kesadaran kebijaksanaan, dan sebagainya demikian penjelasan Alex Gunur dalam bukunya yang berjudul “Etika”. Dari semua itu lahir macam-macam sikap, seperti sikap tau atau ingin tau, sikap mengerti, sikap sadar, sikap rasional, dan sebagainya. Antara pikiran dan badaniah tak dapat dipisahkan, karena merupakan kesatuan. Apa yang terkandung dalam pikiran akan melahirkan sikap tertentu. Misalnya orang yang sedang kusut pikirannya akan tampak pada roman mukanya yang murung. Orang berhasil memecahkan masalah, akan tampak diwajahnya gembira dan berseri-seri, dan sebagainya. Dengan pikiran, manusia dapat mengendalikan kemauan atau perasaannya. Hal ini berarti dapat mengendalikan tingkah lakunya sesuai dengan rasionnya.
  • Kelembutan dalam pergaulan
Agar dalam pergaulan terjaga kehalusan dan kelembutannya, maka harus berdasarkan prinsip : cinta kasih, kejujuran, keadilan, kesetiaan dan keloyalan.dan bagi orang tua harus berpegang kepada satu komando dan kesatuan sikap.
  • Pergaulan dalam masyarakat
Keluarga adalah masyarakat, sudah tentu masyarakat terkecil. Namun keluarga itu peranannya dalam masyarakat sangat penting. Hal itu, karena masyarakat itu sebenarnya terjadi dari keluarga-keluarga kecil. Sebab antara keluarga dan masyarakat saling berpengaruh.
  • Keindahan objek dan subjek
Ternyata bahwa dalam urusan keindahan itu tersangkut 2 pihak, yaitu benda atau apa saja yang berperan sebagai objek dan siapa yang menanggapi sebagai pihak yang berperan sebagai subjek. Tidak setiap objek yang indah akan diterima atau ditanggapi oleh setiap subjek sebagai yang indah. Sebaliknya tidak setiap yang indah bagi seseorang akan dinilai indah pula bagi orang lain. Bukan tidak mungkin sesuatu yang sebenarnya tidak indah akan diterima sebagai yang indah oleh seseorang.
Membahas tiap-tiap topik atau tema dari 8 tema menurut penggarisan Konsarsium IBD dikaitkan dengan kekaryaan:
  1. Seni rupa : dalam seni lukis misalnya: Manusia dan cinta kasih dalam seni lukis, dan seni pahat atau patung.
  2. Seni sastra : misalnya cinta kasig dibahas dari puisi atau novel/cerpen yang memuat hal tersebut.
  3. Filsafat : pembahasan tentang cinta kasih dari kaca mata filsafat atau psikologi
  4. Seni musik
  5. Seni gerak : seperti tari dan drama

DAFTAR PUSTAKA
  1. Mohtar Hadi, dkk.,Ilmu Budaya Dasar, UNS, Surakarta, 1986.
  2. Suyadi M.P., Drs., Buku Materi Pokok Ilmu Budaya Dasar, Universitas Terbuka, Jakarta, 1985.
  3. Hoegiono, Drs., Ilmu Budaya Dasar dan PKLH, IKIP Semarang Press, 1990.
  4. Hartono, Drs., Ilmu Budaya Dasar, CV.Pelangi, Surabaya, 1986.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Iklan : Torabika Cappuccino Choco Granule

Analisis Studi Kasus Berdasarkan SAP

Tata Cara Pendirian Koperasi dan Flowchart